Selepas Antonio Conte memastikan tak akan bertahan seusai Piala Eropa 2016 dan memilih melatih Chelsea, Asosiasi Sepak Bola Italia, FIGC, kini mulai menyeleksi calon pelatih baru untuk timnas Italia. Di antara para kandidat, pelatih Leicester City Claudio Ranieri menjadi salah satu yang terkuat.
Tak dimungkiri, Ranieri menjadi salah satu protagonis di sepak bola Eropa pada musim ini berkat keberhasilannya membawa Leicester memuncaki klasemen sementara Liga Inggris. Bahkan, The Foxes -julukan Leicester- berpeluang juara bersama pelatih berjuluk The Tinkerman itu.
Tak heran, Carlo Tavecchio selaku Presiden FIGC mulai mempertimbangkan nama Ranieri masuk sebagai salah satu kandidat terkuat pengganti Conte. Namun, dia belum mau memastikan apakah Ranieri akan berada di urutan terdepan di dalam daftar atau tidak.
“Conte menolak memperbarui kontrak dan kami menerimanya. Ranieri? Kami akan memikirkannya dengan matang sebelum membuat solusi,” sebut Tavecchio kepada Football-Italia.
Berkat kesuksesan yang mengejutkan bersama Leicester, Ranieri baru saja meraih penghargaan Bearzot Prize dari FIGC. Penghargaan itu diberikan kepada pelatih asal Italia yang memiliki prestasi mengilap dan dipilih oleh sejumlah jurnalis olahraga Italia.
Sebelum Ranieri, beberapa pelatih kenamaan yang pernah meraih penghargaan serupa adalah Carlo Ancelotti dan Massimiliano Allegri. Penghargaan Bearzot Prize sendiri diambil dari nama pelatih yang sukses membawa Italia menjuarai Piala Dunia 1982, Enzo Bearzot. Ketika dia wafat pada 2010, penghargaan itu resmi diberikan kepada pelatih-pelatih hebat Italia.
