Liverpool tampil buruk saat kalah dari Leicester City meski mereka punya banyak peluang. Hal itu sudah membuat sang manajer Juergen Klopp marah besar dan kehabisan kata-kata.
Menghadapi pemimpin klasemen, Leicester, di King Power Stadium, Rabu (3/2) dini hari WIB tadi, Liverpool mengawali laga dengan kurang baik meski mereka mampu tampil agresif dengan 6 attempts,. Namun, hanya satu upaya mereka yang mengarah ke gawang.
Sementara itu, Leicester menciptakan delapan attempts sepanjang babak pertama. Dari jumlah itu, empat di antaranya mengarah ke gawang.
Namun, Liverpool memulai babak kedua dengan lebih baik. Leicester mampu dikurung habis-habisan dan bermain di pertahanan mereka sendiri. Namun, beberapa peluang yang didapat malah terbuang sia-sia.
Hal itu malah membuat Liverpool dihukum Leicester yang lewat serangan balik mampu dua kali menjebol gawang Simon Mignolet. Gol pertama berawal dari umpan panjang Riyad Mahrez dari daerah Leicester yang mengarah ke kotak penalti, dan disambut sepakan voli yang membuat bola menukik tajam ke gawang Liverpool.
Yang kedua pun tak jauh beda, Mamadou Sakho gagal mengantisipasi bola di daerah pertahanan sendiri dan memudahkan Shinji Okazaki untuk menembak. Bola rebound Okazaki lantas disambar Vardy untuk jadi gol kedua Leicester.
Usai pertandingan, Klopp pun tak bisa menyembunyikan kekecewaannya melihat cara bermain Adam Lallana dkk.
“Mood sedang tidak bagus untuk menganalisis ini, jujur saja,” ujar Klopp di Liverpool Echo.
“Senang rasanya bisa berada di dalam stadion di mana Jamie Vardy mencetak gol terbaik bulan ini, tapi idealnya Anda tidak ingin menjadi manajer tim lawannya,” sambungnya.
“Anda lihat bahwa gol pertamanya menjadi pembeda malam ini. Tidak ada lagi yang bisa saya katakan.”
Kekalahan ini membuat Liverpool tertahan di posisi ketujuh klasemen sementara Premier League dengan 34 poin, berselisih 10 angka dari Arsenal di posisi keempat.