Herry Kiswanto, Libero Satu Kartu Kuning yang Tercoreng Saat Jadi Pelatih

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Siapa yang tak tahu Herry Kiswanto? Sosok yang sangat sukses saat masih jadi pemain, bahkan disiplin meski berposisi sebagai libero. Pada masa emasnya, dia bahkan pernah menjuarai Galatama empat kali.

Herkis, sapaan karibnya, memulai karier sepak bola dengan klub Tornado dan PTPN XIII. Pria keturunan Sunda kelahiran Aceh itu awalnya berposisi sebagai gelandang. Dia lantas mencoba peruntungannya ke Bandung dengan bergabung bersama UNI Bandung saat masih berkuliah.

Ketika itu, almarhum TD Pardede melihat ada bakat terpendam dalam diri Herkis. Dia lantas memboyong Herkis ke Medan untuk bergabung bersama Pardedetex pada 1979. Bersama Pardedetex, permainan Herkis tampak kian matang. Dilatih oleh beberapa nama beken, seperti Frans van Balkom hingga Fred Khober, Herry lantas mengubah posisinya sebagai libero.

Herry Kiswanto, Libero Satu Kartu Kuning yang Tercoreng Saat Jadi Pelatih
Dok. Pribadi

Tampil istimewa dalam kurun empat tahun di Medan, Herkis hijrah ke Yanita Utama, Bogor. Nah, di sini lah pria yang kini berusia 65 tahun itu menikmati masa-masa suksesnya. Bahkan, bersama Yanita Utama, Herkis sukses menjadi juara Galatama 1983–1984 dan 1984. Semusim berselang, dia lantas hijrah ke Krama Yudha Tiga Berlian. Keistimewaannya tak pudar. Justru, bersama Krama Yudha, Herkis kembali meraih dua gelar Galatama 1985 dan 1986-1997.

Sontak, Herkis saat itu menjadi pemain yang paling banyak diburu oleh klub-klub Indonesia. Dia kemudian memutuskan bergabung ke Assyabaab Salim Grup sebelum berlabuh di Bandung Raya pada 1993. Sebenarnya 1993 sudah memasuki masa-masa pensiun buat Herkis. Namun, gairah sepak bolanya itu masih tinggi. Diasuh oleh Henk Wullems, Herkis bahkan sukses membawa Bandung Raya juara Liga Indonesia 1995-1996.

Penampilan-penampilan apiknya itu, jelas membawa Herry Kiswanto dipanggil ke Timnas Indonesia. Dia menjadi andalan Indonesia dari 1970an sampai awal 1990-an.

Herry Kiswanto, Libero Satu Kartu Kuning yang Tercoreng Saat Jadi Pelatih
Dok. Legendar10

Dalam rentang waktu tersebut, Herkis sukses menyumbang tiga gol untuk Indonesia dalam 40 caps. Tak cuma itu, pria kelahiran 25 April 1955 itu mampu mempersembahkan dua medali perunggu, satu perak, dan satu emas pada ajang SEA Games. Malahan, Herkis saat itu sempat membawa Timnas Indonesia mencapai semifinal Asian Games 1986.

Herkis pun pensiun pada usia 41 tahun. Selama karier jadi pemain, Herkis terbilang pemain yang disiplin. Meski posisinya sebagai libero atau pemain belakang, tapi nyatanya Herkis cuma mendapatkan satu kartu kuning saja dalam kariernya.

Tercoreng Sebagai Pelatih

Seperti kebanyakan pesepak bola yang memilih jadi pelatih setelah gantung sepatu, hal itu juga dilakukan oleh Herry Kiswanto. Bermodal prestasi segudangnya sebagai pemain, Herkis mencoba menerapkannya dalam dunia kepelatihan.

Beberapa klub pernah dijajalnya. Dari mulai PSBL Lampung, PSIS Semarang, PSS Sleman, Persmin Minahasa, Persiraja Banda Aceh, Persela Lamongan hingga terakhir Cilegon United. Namun, kariernya sebagai pelatih nyatanya tak secemerlang saat menjadi pemain.

Malah, karier kepelatihannya sempat tercoreng saat menakhodai PSS Sleman. Dia dituduh terlibat dalam pertandingan sepak bola gajah antara PSS vs PSIS Semarang, di Stadion Sasana Krida, Yogyakarta, 26 Oktober 2014. Kala itu, PSS sukses menang 3-2 atas PSIS yang kelima golnya tercipta via bunuh diri.

PSSI saat itu langsung menyelidiki. Sejumlah nama dianggap terlibat dalam peristiwa itu. Namun, hukuman buat Herkis sangat berat. Dia dihukum oleh Komdis PSSI larangan beraktivitas di sepak bola Indonesia selama seumur hidup.

Herry Kiswanto, Libero Satu Kartu Kuning yang Tercoreng Saat Jadi Pelatih

Herkis sempat tiga tahun menjalani hukuman tersebut. Namun, pada 10 Januari 2017, PSSI membatalkan keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dengan nomor 203/DU/KD-PSSI/XI/2014. Itu berarti Herkis dibebaskan dari segala tuduhan. Dia dianggap hanya sebagai korban. Dia pun langsung mendapat pekerjaan sebagai pelatih Persela Lamongan.

Kini, Herry Kiswanto tampaknya belum mendapatkan klub anyar setelah kompetisi Indonesia berhenti. Terakhir kali, dia tercatat sebagai pelatih Cilegon United.

[better-ads type=’banner’ banner=’156417′ ]

More From Author

Berita Terbaru