Ryan Nelsen, Berawal dari Kriket, Berakhir Sebagai Legenda Sepak Bola

BACA JUGA

Football5star.com, Indonesia – Ryan Nelsen punya bakat selayaknya pemuda kebanyakan di Selandia Baru. Ia menggeluti kriket, olahraga nomor satu di negara tersebut.

Sejak belia Nelsen sudah sangat dekat dengan kriket. Di Christchurch, tempat dia berasal, Nelsen bermain kriket dengan teman-teman kecilnya.

Sebagai olahraga nomor satu Selandia Baru, kriket memang jadi kegemaran. Semua orang dari lapisan usia menikmatinya.

ryan nelsen
newshub

Minat orang-orang Selandia Baru pada olahraga tersebut sejalan dengan prestasi negara di kancah internasional. Mereka adalah langganan Piala Dunia, termasuk dua kali jadi runner up.

Catatan menawan ini pula yang membuat banyak pemuda di sana bercita-cita sebagai pemain kriket. Tak terkecuali Ryan Nelsen. Ketenaran para bintang kriket di Selandia Baru sempat menyilaukannya.

Nelsen muda sempat bermain untuk salah satu tim kriket bernama Lancaster Park. Di sana ia bahkan pernah menjabat sebagai kapten tim di beberapa kelompok umur.

Akan tetapi, ketika orang-orang mengira dia sudah nyaman sebagai pemain kriket, Nelsen justru mengubah haluan. Diakui bahwa sepak bola sebagai cinta pertama.

Ketika karier kriket hendak menanjak, ia memutuskan berhenti karena ingin menjadi seorang profesional di sepak bola.

Bukan perkara mudah banting stir dari kriket ke sepak bola di negara seperti Selandia Baru. Sebab di sana si kulit bundar bukan olahraga favorit. Timnasnya pun hanya jadi pelengkap turnamen yang ada.

ryan nelsen
Getty Images

Nelsen mendapat banyak pertanyaan soal keputusannya hijrah. Baik soal masa depan sebagai pemain, peluang menembus tim nasional. Yang tak kalah mencengangkan adalah bahwa orang-orang menganggap dirinya telah gila.

“Sangat sulit menjelaskan kepada orang-orang kriket. Mereka mengira saya gila. Reaksi mereka saat tahu keputusan saya adalah ‘bagaimana masa depan sepak bola?’,” Nelsen menjelaskan seperti dikutip Football5star dari ESPN.

“Saya sangat menikmati kriket. Tapi saya tidak punya hasrat yang sama seperti yang saya miliki ketika bermain sepak bola. Bola selalu nomor satu, itu ada dalam darah saya,” ia menambahkan.

Beberapa tahun setelah fokus di sepak bola, karier sang bek terus melesat. Di usia 21 tahun dia mendapat beasiswa sepak bola di Universitas Stanford di California, Amerika Serikat.

Ryan Nelsen Berasal dari Keluarga Sepak Bola

Bukan tanpa sebab Nelsen berani meninggalkan kriket demi sepak bola. Sepak bola sudah mengalir deras dalam darahnya.

Dia berasal dari keluarga Smith yang terpandang di sepak bola Selandia Baru. Ibunya, Christine Smith, adalah anak Bob Smith, presiden Federasi Sepak Bola Selandia Baru medio 1960-an.

Bob muda beserta tiga saudaranya, Gordon, Victor, dan Roger Smith juga pernah bermain untuk klub Canterbury.

ryan nelsen
dailyrecord

Mereka juga bagian dari skuat timnas All Blacks selama beberapa tahun. Jika dilihat dari silsilah keluarga, Nelsen adalah anggota kelima dari keluarga besar Smith yang menekuni sepak bola.

Pada akhirnya, semua tahu capaian Ryan Nelsen lebih mentereng dari para leluhur. Dia tidak hanya menembus skuat Selandia Baru, tapi juga berkarier di Premier League.

Capaian Nelsen bersama All Blacks pun tidak main-main. Ia sukses membawa negaranya menembus Piala Dunia untuk pertama kali pada 2010 silam.

Di level klub, dirinya malang-melintang di Eropa. Inggris jadi tempat yang nyaman untuknya meniti karier.

Blackburn Rovers, Tottenham Hotspur, dan Queens Park Rangers pernah merasakan kehebatannya. Dan tentu saja, apa yang dia lakukan tak pernah dicapai leluhurnya.  

Ryan Nelsen Anak Kesayangan Mark Hughes

Karier profesional Nelsen sudah dimulai di Selandia Baru bersama klub kampung halaman, Christchurch United 1996 silam. Tapi namanya baru benar-benar dikenal kala pindah ke Amerika Serikat.

Sepak bola membuatnya mendapat beasiswa di Universitas Stanford. Dia tidak hanya berlajar akademik di sana, tapi juga bermain sepak bola untuk tim universitas.

Punya permainan lugas, perhitungan yang tepat, serta unggul dalam duel bola-bola atas membawa Nelsen ke klub profesional, DC United.

ryan nelsen
mlsmultiplex

Selama empat tahun dia mengabdi untuk klub ibu kota. Dan di sana pula ban kapten pertama kali melekat di lengannya.

Menjalani 88 pertandingan untuk DC United, Ryan Nelsen siap melangkah ke tujuan yang lebih ambisius. Bermain di kompetisi Eropa.

Gayung pun bersambut di Inggris. Mark Hughes yang sedang mencari bek tengah berkualitas untuk Blackburn Rovers langsung kepincut.

Dengan penuh percaya diri Mark Hughes meyakinkan manajemen Blackburn untuk menggaet Nelsen. Ia benar-benar datang 2005 silam dengan status bebas transfer.

Awalnya, manajemen hanya bersedia mengontraknya selama 18 bulan. Tapi kemudian sang bek langsung membuktikan diri bahwa dirinya layak diberi kontrak jangka panjang.

Di lapangan, Hughes selalu memainkannya. Nelsen membangun duet kokoh di jantung pertahanan bersama Lucas Neill maupun Andy Todd.

Tak sampai 18 bulan di Ewood Park, kontrak legenda Selandia Baru langsung diperpanjang selama tiga tahun. Penampilannya pun kian menjadi di sana.

Mark Hughes benar-benar jatuh cinta pada permainan Nelsen. Karena dia pula yang memberi ban kapten untuk sang pemain.

Blackburn Rovers pula yang menjadi klub terlama yang diperkuat pria yang kini berusia 44 tahun. Selama tujuh tahun di sana ia tampil sebanyak 208 laga dengan mengoleksi delapan gol dan enam assist.

ryan nelsen
premierleague

Sebagai orang yang pertama kali membawa Nelsen ke Inggris, Hughes seakan ingin jadi orang terakhir yang menanganinya di Britania Raya.

Ya, setelah di Blackburn, kebersamaan mereka berlanjut di Queens Park Rangers. Sesaat setelah ditunjuk sebagai pelatih baru QPR, ia langsung memboyong anak emasnya itu.

Pemain yang enam kali dinobatkan sebagai pemain terbaik Selandia Baru memang tak bergelimang gelar. Hanya satu trofi yang dimenangkan selama dua dekade berkarier sebagai pemain.

Kendati demikian, dia adalah seorang yang penuh komitmen. Tipe pemain yang bisa dijadikan dasar permainan dalam tim dan memberi ketenangan di area belakang.

Bagi warga Selandia Baru, Ryan Nelsen adalah wajah sepak bola itu sendiri. Dia dicap sebagai legenda terbesar setelah Wynton Rufer yang berkibar di Bundesliga.

Mereka telah membuka mata dunia bahwa negara persemakmuran Inggris itu bisa menghasilkan talenta hebat lapangan hijau.

More From Author

Berita Terbaru