Football5Star.net, Indonesia – Pelatih Manchester United, Erik ten Hag memuji karakter timnya setelah hampir disingkirkan tim Championship, Coventry City di babak semifinal Piala FA (21/4/24). Walaupun Ten Hag mengakui timnya harus berkembang.
Man United unggul 3-0 selama 70 menit pertama laga, namun secara luar biasa disamakan 3-3 dalam waktu 25 menit dan memaksa laga berlanjut sampai babak tambahan.
Di extra time, Coventry sejatinya berhasil mencetak gol tepat di penghujung pertandingan, beruntungnya gol dianulir VAR karena offside dan Man United mampu menang lewat adu penalti. Ten Hag mengakui timnya “harus berkembang” tetapi juga bersikeras bahwa mereka “menunjukkan karakter”.
“Itu adalah pertandingan yang luar biasa, juga permainan yang aneh. Kami memegang kendali penuh begitu lama dan kemudian memberikannya pada bagian akhir pertandingan. Kami memang menunjukkan ketangguhan untuk memenangkan adu penalti,” ucap Ten Hag seperti dikutip Football5Star dari Football365.
“Kami memegang kendali selama 75 menit dan harus memberikan pujian kepada Coventry atas apa yang mereka lakukan di 15 menit terakhir.
“Kami harus meningkatkan diri. Kami banyak membicarakan hal ini. Pertama, Anda harus menempatkan diri Anda pada posisi menang, namun kemudian Anda harus melampaui batas. Saat ini kami membuat kesalahan dan tidak menjalankan tanggung jawab kami.
“Kami tidak bisa bilang grup ini tidak punya mentalitas yang baik karena mereka menunjukkan karakter hari ini, tapi di bagian akhir ada yang kurang disiplin. Kami harus menjaga bola, terus melakukan umpan, mengincar gawang dan juga kuat dalam bertahan. Ini tentang komunikasi dan kami harus memperbaikinya.”
Erik ten Hag: Ini Perasaan Campur Aduk
Man United memang susah payah untuk bisa mengalahkan Coventry, namun di sisi lain, mereka berhasil mencapai final dan akan melawan Manchester City.
“Ini perasaan campur aduk. Kami bisa berbahagia dengan pencapaian ini, bisa mencapai final, itu luar biasa,” ujar Ten Hag.
“Bahkan Manchester United yang besar ini hanya meraihnya tiga kali dan kami meraihnya dua kali dalam dua tahun. Kami harus memenangkan final itu. Ketika kami 100 persen terlibat maka kami bisa melakukannya.”
