Johanes Auri, Bermodal Rp15 Ribu untuk Melegenda di Tanah Papua

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Johanes Auri, mungkin pencinta sepak bola Indonesia, terutama Papua tak asing mendengar namanya. Pada masa jayanya, dia dikenal sebagai bek kiri tangguh yang menuliskan tinta emas bersama Persipura Jayapura.

Auri lahir di Manokwari, 20 Oktober 1954. Bakatnya dalam sepak bola turun dari sang ayah, Leonard Auri. Keluarganya pun kental dengan nuansa sepak bola. Namun, untuk menjadi pesepak bola nyatanya bukan hal mudah bagi dirinya.

Dia harus berjuang sendiri untuk mengejar mimpinya sebagai pesepak bola. Bahkan, dia rela mengumpulkan batok kelapa dan membelah kayu untuk dijual demi membeli sepatu untuk bermain.

“Dahulu, sepatu yang pernah saya beli harganya Rp 15 ribu. Sepatu itu dulu dipakai Waskito, pemain legendaris Indonesia tahun 1960-an. Saya sangat senang pakai sepatu itu,” ungkap Johanes Auri usai menerima penghargaan di Gedung Dewan Pers, 2013 silam, dikutip dari JPNN.

Johanes Auri, Bermodal Rp15 Ribu untuk Melegenda di Tanah Papua
Majalah Buana

Meski berat, Auri nyatanya menikmati setiap prosesnya. Salah satu momentum baginya hadir pada awal 1970an ketika bergabung dalam tim dalam Pekan Olah Raga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) tingkat Kabupaten Manokwari. Bakatnya tercium oleh Perseman Manokwari yang akhirnya membawanya bergabung bersama Persipura Jayapura.

Sejatinya, awal kariernya dimulai dengan berposisi sebagai striker. Dia pun pernah dicoba sebagai pemain sayap kanan. Menjadi seorang bek kiri, sepertinya tak pernah ada di benak Johanes Auri. Apalagi dirinya bukan pemain berkaki kidal.

Nah, ada satu momen Persipura Jayapura tengah bertanding di Stadion Menteng. Salah satu bek kiri andalan tim, Egana mengalami cedera parah dan tangannya patah. Auri yang biasa main sebagai striker, tiba-tiba dipercaya sebagai bek kiri.

Johanes Auri, Bermodal Rp15 Ribu untuk Melegenda di Tanah Papua
Skor Indonesia

“Itu pelatih namanya Samsi dengan cepat mungkin karena ikut latihan-latihan yang dilakukan beliau kepada kami sehingga saya saat itu langsung ditaruh bek kiri tanpa persiapan. Tetapi, janji saya bahwa jika saya diberi kesempatan main, saya harus mampu dan bisa bertanggung jawab,” cerita Auri dikutip dari kanal YouTube Skor Indonesia.

Semenjak saat itu, Auri lantas selalu dipercaya tampil sebagai bek kiri. Kaki kidalnya pun perlahan tapi pasti menjadi kuat. Dia pun langsung jadi andalan Mutiara Hitam.

Torehan Emas Johanes Auri buat Persipura

19 April 1976 menjadi babak baru dalam karier sepak bola Auri bersama Mutiara Hitam. Dia berada dalam tim yang bermain di final Piala Soeharto 1976. Namun, lawan yang dihadapi mereka tak mudah, yakni Persija Jakarta.

Kala itu, Persija jelas diunggulkan menang. Apalagi, pada penyisihan grup, mereka sukses menundukkan Persipura dengan skor 2-1. Namun, Auri dan rekan-rekannya sukses memukul balik prediksi. Mereka sukses jadi juara Piala Soeharto usai menang 4-2 atas Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Usai juara Piala Soeharto, Persipura lantas ditunjuk mewakili Indonesia mengikuti dua turnamen di luar negeri, yakni King’s Cup 1977 di Thailand, dan turnamen perdamaian di Saigon (Ho Chi Minh City). Sayang, Johanes Auri memiliki kenangan pahit di turnamen terakhir.

Saat itu, Mutiara Hitam sebenarnya sudah mencapai babak final melawan tuan rumah. Mereka pun sempat unggul 1-0. Namun, tiba-tiba pembina tim kala itu, Acub Zainal, memerintahkan pasukannya untuk mengalah.

Johanes Auri, Bermodal Rp15 Ribu untuk Melegenda di Tanah Papua
Jubi

“Pak Acub bilang ada perintah dari Presiden Soeharto agar kami mengalah sesuai misi utama ke Vietman, yakni menjaga perdamaian. Kami pun akhirnya kalah 1-2,” papar dia.

Sepanjang kariernya Johanes Auri meninggalkan bekas yang indah buat masyarakat Papua. Bahkan namanya saat itu menjadi inspirasi bagi grup band, Black Brothers. Namanya bersama Timmo Kapisa dijadikan sebuah lagu Persipura untuk menyemangati Mutiara Hitam.

“Saat itu saya sedang seleksi untuk Piala Dunia. Saat di Ragunan, kakak saya pimpinan Black Brothers. Dengan keberhasilan kami di Piala Soeharto ke Papua, itu mereka punya aspirasi untuk buat lagu itu,” ungkap Auri.

Kini, namanya terus dikenang sebagai salah satu pemain terbaik dari tanah Papua. Bahkan, baru-baru ini dia disebut sebagai legenda sejati Persipura oleh juniornya, Jack Komboy.

“Ya kakak senior itu (Johanes Auri) benar-benar the real legend Persipura,” ungkap Jack Komboy, dikutip dari Jubi.

More From Author

Berita Terbaru