Fakta Final Liga Europa yang Unik dan Mengejutkan

BACA JUGA

Football5Star.net, Indonesia – Tengah pekan ini, tepatnya Kamis (23/5/2024) dini hari WIB, akan tersaji final Liga Europa di Stadion Aviva alias Dublin Arena. Atalanta akan berhadapan dengan Bayer Leverkusen. Ini pertemuan pertama La Dea dengan Die Werkself di partai puncak.

Pertemuan Atalanta vs Leverkusen pada final Liga Europa kali ini sangat menarik karena sudah lama tak ada pertemuan wakil Italia dengan wakil Jerman di ajang antarklub Eropa. Final terakhir adalah Inter Milan vs Bayern Munich di Liga Champions 2009-10. Adapun di Liga Europa (dulu Piala UEFA), final terakhir adalah FC Schalke 04 vs Inter pada 1996-97.

Tiga edisi terakhir final Liga Europa berlangsung hingga adu penalti.
Getty Images

Pertemuan Atalanta vs Leverkusen di Dublin nanti sangat menarik untuk dinantikan. Pasalnya, kedua tim sama-sama mencetak 4 gol pada 2 leg semifinal. La Dea menang agregat 4-1 atas Olympique Marseille, sementara Die Werkself menggulung AS Roma dengan skor 4-2.

Akankah pertemuan Atalanta vs Leverkusen nanti menghasilkan banyak gol dan laga berakhir dalam 90? Bukan apa-apa, pada 3 edisi terakhir, final Liga Europa selalu berakhir dengan skor 1-1 dalam 120 menit dan pemenangnya harus ditentukan lewat adu penalti. Musim lalu, Sevilla menang adu penalti 4-1 atas Roma.

Asa Banyak Gol di Final Liga Europa

Harapan berakhirnya tren final harus ditentukan adu penalti cukup besar karena dua tim di final Liga Europa kali ini bukan “buangan” dari Liga Champions. Faktanya, pertemuan dua tim yang murni dari awal berkiprah di ajang ini saat final memang selalu menghasilkan banyak gol.

Sejak 1997-98, Liga Europa memang jadi ajang lanjutan bagi beberapa klub yang tersisih pada fase grup Liga Champions. Nah, sering kali tim buangan Liga Champions ini melaju hingga ke final. Faktannya, dari 26 final, hanya 7 edisi yang mempertemukan dua tim “asli” Liga Europa.

Final Liga Europa 2000-01 menghasilkan 9 gol.
Getty Images

Menariknya, 7 edisi final Liga Europa itu selalu seru. Setidaknya tercipta 3 gol pada 6 final tersebut. Paling epik tentu saja saat Liverpool bersua Deportivo Alaves pada musim 2000-01. Ketika itu, skor imbang 4-4 dalam 90 menit. Liverpool kemudian menang 5-4 berkat golden goal dari bunuh diri Delfi Geli pada menit ke-116.

Hal lain yang patut dinantikan pada pertemuan Atalanta vs Leverkusen nanti adalah kemunculan tim yang clean sheet. Bukan apa-apa, tak ada tim yang mampu melakukan hal itu dalam 5 edisi terakhir final Liga Europa. Tim terakhir yang clean sheet adalah Atletico Madrid pada 2017-18. Ketika itu, mereka menang 3-0 atas Olympique Marseille.

Misi Atalanta untuk Italia

Khusus untuk Atalanta, ada misi tersendiri yang menanti di final Liga Europa nanti. La Dea bisa mengakhiri kesialan Italia di ajang ini. Sejak peleburan Piala UEFA dan Piala Winners pada 1999, tak ada klub Italia yang mampu tampil sebagai juara. Dua wakil yang lolos ke final selalu tumbang.

Kedua wakil Italia selalu takluk dari Sevilla. Pada 2019-20, Inter Milan kalah 2-3 pada laga yang berlangsung di Stadion RheinEnergie gara-gara gol bunuh diri Romelu Lukaku pada menit ke76. Berikutnya, musim lalu, AS Roma takluk 1-4 dalam adu penalti setelah imbang 1-1 dalam 120 menit.

Tak ada klub Italia yang memenangi final Liga Europa sejak 1999-00.
Getty Images

Catatan buruk itu terbilang mengejutkan. Pasalnya, 2 edisi sebelum peleburan dengan Piala Winners, Piala UEFA selalu jadi milik klub Italia. Inter menang 3-0 atas Lazio pada 1997-98, sedangkan Parma menang 3-0 atas Marseille pada musim sebelumnya. Bila ditarik lebih jauh, dari 1988-89 hingga 1998-99, 7 gelar direbut klub-klub Italia.

Beban itu tak ditanggung Bayer Leverkusen. Pasalnya, puasa gelar klub-klub Jerman sudah diakhiri Eintracht Frankfurt lewat kemenangan 5-4 dalam adu penalti atas Rangers FC pada final Liga Europa 2021-22. Sebelumnya, Werder Bremen kalah dari Zenit St. Petersburg pada 2008-09 dan Borussia Dortmund ditaklukkan Feyenoord pada 2001-02.

More From Author

Berita Terbaru