Zbigniew Boniek, Legenda Juventus yang Tak Diakui Klubnya

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Siapa pemain terbaik Polandia sepanjang sejarah? Saat ini mayoritas orang-orang akan menjawab Robert Lewandowski. Namun sebelum Lewandowski, Polandia pernah memiliki salah satu pemain terbaik di era 80-an, dia adalah Zbigniew Boniek.

Lahir 3 Maret 1956, di Bydgoszcz, Polandia. Zibi (panggilan Zbigniew), memperkuat klub masa kecilnya Zawisza Bydgoszcz sejak berusia 11 tahun.

Zbigniew Boniek Legenda Juventus yang Tidak Diakui Agnelli (Getty Images)
Getty Images

Saat usianya 20 tahun, dia pindah ke Widzew Lodz dengan harga 400 ribu Polish zloty. Sebuah harga yang Widzew sebenarnya tak mampu mereka bayar. Namun beberapa pemain senior Widzew dikabarkan meminjamkan klub sebagian uangnya demi merekrut Zibi.

Keputusan itu terbukti jitu. Widzew menjadi runner-up Ekstraklasa tiga kali sebelum akhirnya menjadi juara dua kali beruntun pada 1981 dan 1982. Tapi performanya baru dilihat di mata dunia pada Piala Dunia 1982.

Zibi sebenarnya sudah bermain untuk Polandia pada Piala Dunia 1978 dimana dia mencetak dua gol melawan Meksiko. Tapi timnya tersingkir di ronde kedua.

Tapi pada Piala Dunia 1982, Zibi bersinar dengan membawa negaranya ke menjadi juara ketiga dan mencetak 4 gol, salah satunya hat-trick di laga lawan Belgia. Dia masuk ke dalam Team of the Tourmanent dan berada di peringkat ketiga Ballon d’Or 1982 di bawah Paolo Rossi dan Alain Giresse.

Performanya membuat dia dilirik oleh raksasa Eropa, Juventus. Pada tahun yang sama, I Bianconeri merekrutnya dari Widzew dengan harga sekitar 1,8 juta US Dollar, yang mana saat itu membuat Zibi peman Polandia termahal.

Zbigniew Boniek, Keindahan di Malam Hari

Zbigniew Boniek Legenda Juventus yang Tidak Diakui Agnelli (Prabook)
Prabook

Juventus saat itu diisi oleh pemain-pemain yang baru saja memenangkan Piala Dunia 1982, Dino Zoff, Antonio Cabrini, Gaetano Scirea, Claudio Gentile, Marco Tardelli dan Paolo Rossi.

Selain merekrut Zibi, Juventus juga merekrut pemain berbakat dari AS Saint-Etienne, Michel Platini.

Saat di Juventus, Zibi sebenarnya tak mendapatkan banyak sorotan mengingat banyaknya pemain bintang di sekitarnya. Namun dia tetap mampu tampil reguler di tim asuhan Giovanni Trapattoni itu.

Pada musim pertamanya, Juve hanya bisa finis sebagai runner-up Serie A. Namun berhasil menjuarai Coppa Italia dan membuat mereka bermain di ajang Piala Winners pada musim 1983-84.

Zibi semakin sukses pada musim keduanya. Kini dia berhasil mengantarkan si Nyonya Tua meraih gelar Scudetto dan Piala Winners, dimana dia mencetak gol penentu di babak final melawan Porto yang Juve menangkan 2-1.

Puncak performanya terjadi pada musim ketiganya. Zibi berhasil membawa Juventus meraih gelar European Cup pertamanya sepanjang sejarah.

Pada laga final melawan Liverpool di stadion Heysel, dia memenangkan penalti untuk timnya dan Michel Platini berhasil mencetak gol dan membuat Juventus menang 1-0.

Zbigniew Boniek Legenda Juventus yang Tidak Diakui Agnelli (Liverpool Echo)
Liverpool Echo

“Bello di notte”, keindahan di malam hari, itu adalah ucapan dari presiden Juventus, Gianni Agnelli untuk menggambarkan performa indah Zibi di bawah sinar lampu stadion pada malam hari.

Sayangnya kemenangan ini dibayangi oleh insiden sebelum laga dimana ada 39 fans Juventus meninggal dunia. Tragedi Heysel.

“Itu terbukti cukup traumatis. Melihat begitu banyak orang kehilangan nyawa ketika mereka datang untuk menikmati pertandingan sepak bola, itu tidak dapat diterima bagi saya,” kata Zibi kepada Times of Malta.

“Kami memiliki sedikit alasan untuk merayakannya karena citra sepak bola tercemar. Sepak bola sangat berarti bagi saya, tetapi setelah tragedi itu saya mulai melihat permainan dalam perspektif lain… segalanya berbeda setelah final itu.”

Perkelahian dengan Andrea Agnelli dan Fans

Salah satu fans Juventus berbicara kepada Bleacher Report, “Dia membenci kami karena kami menjualnya dan dia pergi ke AS Roma. Dia mulai berbicara buruk tentang Juve pada waktu itu, dan dia terus melakukannya hari ini hanya untuk mendapatkan publisitas darinya.”

Dia melanjutkan, “Jika Anda berbicara buruk tentang Juve, Anda menjadi idola bagi pasukan pembenci kami.”

Ya, laga final European Cup itu merupakan laga terakhir Boniek untuk Juventus sebelum dia akhirnya pindah ke AS Roma dan pensiun di sana tiga tahun kemudian.

Namun puncak ketidakakraban Zibi terhadap mantan klubnya itu terjadi pada 2010. Saat itu, Juventus akan membuat walk of fame di stadion baru mereka, Juventus Stadium, yang akan berisikan 50 nama legenda klub, dan Zibi masuk ke dalam daftar itu.

Zbigniew Boniek Legenda Juventus yang Tidak Diakui Agnelli (asroma.com)
asroma.com

Tapi, hal itu diprotes keras oleh para fans, karena kritikan Zibi terhadap mantan direktur Juventus, Luciano Moggi yang terlibat skandal Calciopoli, dan presiden Andrea Agnelli setuju akan hal itu. Dia lalu melakukan voting untuk menggantikan Zibi dan Edgard Davids terpilih.

“Tidak banyak yang bisa dikatakan, saya menantang siapa pun untuk menemukan kutipan di mana saya berbicara menentang Juve dan klub. Ternyata Andrea masih muda dan ingin berteman dengan fans, meski banyak yang masih menyukai saya,” kata Zibi kepada La Gazetta dello Sport.

“Pada akhirnya dia lebih suka memberikan pujian kepada seseorang seperti Davids, yang dilarang bermain sepak bola selama enam bulan karena penggunaan narkoba.”

Bukan hanya soal itu, banyak fans yang menyebut bahwa Zbigniew Boniek merupakan fans AS Roma, apalagi dia juga tinggal di kota Roma dan Zibi mengakui hal itu. Dia juga menyalahkan Andrea Agnelli sebagai orang yang melepas bintangnya dari Juventus Stadium.

“Andrea Agnelli memutuskan untuk melepas bintang saya dari stadion untuk menyenangkan para fans yang menciptakan masalah baginya, karena saya mengaku sebagai seorang fans Roma,” kata Boniek kepada Il Messagero.

“Akan datang suatu hari ketika Agnelli akan mengerti bahwa dia telah membuat kesalahan besar. Saya tidak pernah menyinggung siapa pun.”

Terlepas dari kontroversi di luar lapangan, Zbigniew Boniek tetap merupakan salah satu pemain terbaik yang memakai jersi Juventus. Dia mencatatkan 31 gol dari 133 penampilan selama tiga musim untuk I Bianconeri dan meraih 5 gelar.

More From Author

Berita Terbaru