Wynton Rufer, Legenda Berdarah Maori di Panggung Bundesliga

BACA JUGA

Football5star.com, Indonesia – Wynton Rufer, pesepak bola hebat yang berasal dari negara Selandia Baru. Rufer bukan pemain sembarangan. Pada 1994, Rufer masuk jajaran daftar pencetak gol di Liga Champions bersama Ronald Koeman. Meski memiliki catatan impresif, hampir tidak ada yang tahu namanya.

Penggemar Bundesliga atau fan Werder Bremen mungkin tak asing dengan sosok ini. Ia adalah bomber Bremen yang mengantarkan gelar juara Bundesliga 1992-93. Setahun sebelumnya, Rufer juga berhasil membawa Die Grun-Weissen meraih gelar Piala Winner 1991-92.

Wynton Rufer lahir di Wellington pada Desember 1962. Ayahnya memiliki darah Swiss sedangkan ibunya ialah perempuan Maori, salah satu suku terbesar di Selandia Baru. Keluarga Rufer ialah keluarga olahraga.

Wynton Rufer, Legenda Berdarah Maori di Panggung Bundesliga

Dua kakak Rufer juga memiliki bakat di olahraga. Sang ayah, Arthur mendorong kakak perempuanya, Donna untuk bergelut di olahraga squash. Sementara Rufer dan kakak laki-lakinya ditempatkan di lapangan sepak bola.

Awal terjun sebagai pesepak bola, Wynton Rufer justru tidak langsung berposisi sebagai seorang striker. Ia menjadi penjaga gawang hingga usia 13 tahun. Namun seperti anak-anak seusianya, Rufer di era itu kagum dengan legenda Brasil, Pele.

Dikutip Football5star.com dari Nzherald, Selasa (23/11/2021), seluruh dinding kamar Rufer dipenuhi dengan poster Pele. Tak pelak, pemain berdarah suku Maori ini tumbuh dan mengadaptasi gaya main Pele. Ia pun mulai dipercaya menjadi pemain depan di tim sekolahnya, Rongetai College.

Bakatnya di lapangan hijau terus terasah dan mulai mengesankan sejumlah tim amatir di Selandia Baru seperti Wellington United. Sampai akhirnya Wynton Rufer dan saudara laki-lakinya mendapat kesempatan uji coba di Norwich City.

Wynton Rufer, Legenda Berdarah Maori di Panggung Bundesliga

Di Norwich, ia membuat jajaran pelatih kepincut dan menawari kontrak profesionalnya pada 1981. Sayang masalah izin kerja membuat Rufer tak pernah bisa membela Norwich City, hingga akhirnya ia dan saudaranya pun terbang ke negara ayahnya, Swiss dan bergabung ke FC Zurich.

Wynton Rufer Melawan Bintang Idolanya, Pele

Karier Rufer di FC Zurich cukup mulus. Ia membuat bangga sang ayah di tanah leluhurnya. Meski tergolong sebagai pemain muda, Rufer mulai dilirik timnas Selandia Baru yang saat itu diisi oleh pemain amatir.

Rufer yang menjadi tumpuan Selandia Baru di babak kualifikasi Piala Dunia mampu membawa All Whites, julukan timnas Selandia Baru untuk melakoni babak play off Piala Dunia 1982 di Singapura.

Bermain di Stadion Nasional, Singapura melawan Cina, Rufer menjadi pahlawan untuk negaranya dengan meraih tiket ke final Piala Dunia 1982. Di event ini, Rufer bersua dengan bintang idolanya, Pele. Selandia Baru satu grup dengan Brasil, Skotlandia dan Uni Soviet.

Wynton Rufer, Legenda Berdarah Maori di Panggung Bundesliga

Sudah barang tentu, Selandia Baru menjadi tim yang diprediksi sulit lolos dari babak fase grup. Faktanya sesuai di lapangan, Selandia Baru tersingkir di babak fase grup dan sat melawan Brasil, Rufer menelan pil pahit karena All Whites kalah empat gol tanpa balas.

Lepas dari Piala Dunia 1982, Rufer kembali ke FC Zurich. Catatan golnya bersama FC Zurich membuat terkesima Ottmar Hitzfeld yang saat itu melatih FC Aarau. Wynton Rufer pun hengkang ke sana.

Singkat cerita, pada musim panas 1989, Rufer pindah ke Bundesliga dan bergabung ke Werder Bremen yang saat itu dilatih oleh Otto Rehhagel. Saat Rehhagel bersua dengan Rufer di tempat latihan, ia sempat menyindir pemain barunya tersebut, “Mengapa Anda tidak bermain di Real Madrid,”

Menurut Rehhagel dengan teknik dan insting golnya, Rufer memang cukup layak untuk bermain di tim sebesar Real Madrid. Di musm pertamanya, Rufer membawa Bremen finsih di tempat ketiga Bundeliga musim 1990-91. Capaian yang membuatnya mendapat pujian dari legenda Jerman, Franz Beckenbauer.

Masa-masa indah Rufer di Bremen berlangsung sampai 1995. Memasuki usia senja, Rufer mendadak membuat keputusan untuk pindah ke Jepang dan bermain di JEF United. Rufer akhirnya memutuskan gantung sepatu pada 2002 di klub Selandia Baru, Auckland Kingz.

More From Author

Berita Terbaru