Sutan Harhara, Bek Kiri Keturunan Arab yang Bikin Bintang Ajax Mati Kutu

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Pemain keturunan memang sudah lama menjadi salah satu andalan buat Timnas Indonesia, termasuk Sutan Harhara. Pada era 1970-an, publik sepak bola Indonesia memang dipenuhi sejumlah keturunan Arab Hadrami, dengan diisi nama-nama seperti Sutan, Rusdi Bahalwan, hingga Mohammad Zein Al-Haddad.

Berposisi sebagai bek kiri, Sutan mengawali karier sepak bolanya bersama Jayakara, klub internal Persija. Dia bahkan sempat berandil dalam keberhasilan Persija menjuarai Piala Soeratin 1972. Kariernya perlahan tapi pasti kian menaik tajam.

Setahun berselang, Sutan berhasil promosi ke tim senior Persija. Malahan, dia turut berhasil membawa Macan Kemayoran menjuarai Perserikatan. Dalam rentang waktu 1974 sampai 1975, beragam kesuksesan diterima oleh Sutan. Dia mampu mengantarkan tim DKI Jakarta juara PON 1974, lalu kembali juara di Perserikatan 1975.

Salah satu penampilan istimewanya di Persija tercipta saat melawan Ajax Amsterdam pada 1974. Beberapa media saat itu menyebut kalau Sutan memeragakan gaya bermain total football yang bikin bintang Ajax, Gerth van Zanten sampai mati kutu. Bahkan, Gerth disebut sampai harus pindah ke sisi kanan karena sukar melewati Sutan Harhara.

Sutan Harhara, Bek Kiri Keturunan Arab yang Bikin Bintang Ajax Mati Kutu
sepakbolajakarta.com

Hingga akhirnya, Gerth pun gagal tampil gemilang di Stadion Utama, Senayan, Jakarta. Kedisiplinan Sutan pun membantu Persija menahan imbang 1-1 Ajax berkat gol Risdianto yang dibalas Johnny Rep.

Aksi gemilangnya itu membuat pelatih Timnas Indonesia kala itu, Djamiat Dhalhar memanggilnya. Sutan dipanggil dalam persiapan Timnas Indonesia menghadapi Uruguay pada sebuah partai uji coba.

Karier Timnasnya Tak Secemerlang di Persija

Partai melawan Uruguay sekaligus menjadi debut bagi Sutan Harhara di Timnas Indonesia. Dia juga tampil gemilang dalam partai itu setelah berhasil meredam sejumlah pemain bintang Uruguay, seperti Fernando Morena dan Juan Silva. Kala itu, dia membantu Indonesia menang 2-1 atas Uruguay yang notabene berperingkat empat dunia.

Sayang, meski memulainya dengan apik, Sutan gagal membawa Indonesia melahirkan sejumlah trofi internasional. Memutuskan pensiun pada 1980, Sutan gagal mempersembahkan satu gelar juara pun buat Indonesia.

Usai pensiun sebagai pemain, Sutan langsung mengembangkan dirinya untuk terjun di dunia kepelatihan. Sejumlah klub pernah dia tangani, mulai dari Persikota Tangerang, PSMS Medan, PSIS Semarang, hingga Persela Lamongan.

Sutan memang belum juara di dunia kepelatihannya. Namun, dia sukses mengorbitkan sejumlah pemain. Saat di Persikota, dia berhasil memberi panggung Nova Zarnal hingga Salim Alaydrus. Kala di PSMS nama-nama, seperti
Markus Horison, Saktiawan Sinaga, sampai Mahyadi Panggabean pun lahir lewat tangan dinginnya.

Tak cuma itu, Sutan Harhara juga sempat dipercaya menjadi Direktur Teknik PSSI pada 2010 lalu. Dia pun sempat menjadi salah satu kandidat calon pelatih Timnas U-19 Indonesia, 2016 lalu.

[better-ads type=’banner’ banner=’156417′ ]

More From Author

Berita Terbaru