Stefan Effenberg: Julian Nagelsmann Buat Semuanya Jadi Ribet

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Kritik pedas dan tajam terus menghunjam Julian Nagelsmann setelah kekalahan timnas Jerman dari timnas Turkiye dan timnas Austria. Eks gelandang Die Mannschaft, Stefan Effenberg, terang-terangan menyebut Nagelsmann terlalu ribet dalam segala hal.

“Segalanya jadi lebih rumit (dengan laptop dan sebagainya). Rudi Voeller tak pernah butuh hal-hal seperti itu. Dia menjangkau para pemainnya dengan kekuatan kata-katanya. Nagelsmann terlalu tenggelam dalam detail,” urai Stefan Effenberg seperti dikutip Football5Star.com dari Sport1.

Stefan Effenberg mengkritik Julian Nagelsmann.
Getty Images

Effenberg lebih lanjut mengaku khawatir timnas Jerman akan seperti Bayern Munich saat ditangani Nagelsmann. Menurut dia, para pemain Die Roten kehilangan kegembiraan dalam bermain sepak bola karena segala sesuatu dibuat ribet oleh sang pelatih.

“Jika semuanya jadi lebih rumit – ini juga masalah saat Nagelsmann di Bayern, kegembiraan bermain akan hilang. Para pemain akan bertanya pada diri sendiri, ‘Demi Tuhan, apa yang kulakukan di sini?'” kata Effenberg lagi.

Kecemasan Lain Stefan Effenberg

Tak berhenti di sana, Stefan Effenberg mengkritik Julian Nagelsmann yang terlihat plin-plan dengan eksperimen terus-menerus. Sudah begitu, pelatih yang mengambil alih pos pelatih timnas Jerman dari Hansi Flick itu tak mampu menunjukkan keyakinan terhadap eksperimen yang dilakukannya. Salah satunya soal Kai Havertz sebagai bek kiri.

“Dia juga terlalu tak konsisten dengan Kai Havertz. Melawan Turkiye, dia main di bek kiri. Dia disebut tampil berkelas dunia oleh Nagelsmann. Namun, pada laga berikutnya melawan Austria, dia didorong ke sayap kanan setelah 52 menit,” kata Effenberg.

Stefan Effenberg mempertanyakan eksperimen Nagelsmann terhadap Tah dan Havertz.
Getty Images

Pria berumur 55 tahun itu menambahkan, “Jika benar-benar yakin, seharusnya dia tetap memainkan Havertz di sana meskipun Leroy Sane dikartu merah wasit. Saya juga melihat ada ketidakpuasan dari bahasa tubuh sang pemain.”

Contoh lain yang diungkapkan Effenberg adalah Jonathan Tah. Dia terang-terangan tak dapat memahami putusan Julian Nagelsmann menaruh Tah di bek kanan. Padahal, di Bayer Leverkusen, dia tampil bagus sebagai bek tengah. Bagi Effenberg, itu adalah bukti Nagelsmann terlalu terobsesi dengan ide-idenya sendiri.

More From Author

Berita Terbaru