The Israeli Way, Jalan yang Patut Ditiru PSSI

BACA JUGA

Football5Star.com, Indonesia – Israel runner-up Piala Eropa U-19 2022. Israel peringkat ke-3 Piala Dunia U-20 2023. Israel lolos ke semifinal Piala Eropa U-21 2023. Gila! Benar-benar gila! Itulah buah dari The Israeli Way.

Apa itu The Israeli Way? Singkatnya, itu adalah sebuah program, roadmap yang dibuat Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) untuk pembinaan usia dini. Roadmap ini dirilis pada 2019 dan dapat diakses di laman resmi IFA.

Israel meraih peringkat ke-3 di Piala Dunia U-20 2023.
Getty Images

Pada intinya, lewat roadmap ini, IFA ingin memperbaiki sepak bola Israel dengan membenahi fondasinya. Di The Israeli Way, pengembangan talenta jadi fokus utama dengan ditunjang dua hal: pelatih dan sarana yang bagus.

Target mereka pun sangat jelas. IFA ingin meningkatkan jumlah pemain yang terdaftar dari 40.000 pada 2019 menjadi 60.000 dalam tempo 4 tahun. Tentu saja, mereka diharapkan punya kualitas bagus.

Fokus Utama Pengembangan Pelatih

Hal yang sangat menarik, IFA menempatkan pendidikan pelatih sebagai pilar pertama dalam roadmap tersebut. Mereka ingin sepak bola akar rumput dan para talenta muda ditangani pelatih-pelatih berkualitas.

“Pengembangan sepak bola di Israel dimulai dari pelatih-pelatih level tinggi. Untuk meningkatkan level para pelatih, Anda perlu para instruktur pelatih berlevel tinggi juga,” urai Jelle Goes, Direktur Teknik Usia Muda IFA seperti dikutip Football5Star.com dari laman resmi IFA.

Peningkatan kualitas pelatih jadi hal utama dalam The Israeli Way yang dibuat IFA.
football.org.il

Saking pentingnya, IFA membuat moto “Tak ada latihan tanpa pelatih terdidik”. Untuk itu, mereka juga memberi perhatian pada lisensi UEFA Elite Youth A. Mereka ingin lebih banyak pelatih yang mengambil lisensi khusus ini.

Dalam penjelasannya di The Israeli Way, IFA mengakui pengenalan pelatihan untuk anak-anak dan remaja sebagai hal baru yang jadi penekanan. Mereka ingin menjamin para talenta muda sudah dididik dengan benar sejak awal.

Pembenahan Infrastruktur

Pada saat yang bersamaan, IFA tak mengesampingkan soal infrastruktur, sarana dan prasarana. Mereka sadar, talenta bagus dan pelatih berkualitas tak akan bisa berbuat apa-apa tanpa fasilitas yang juga baik.

Di dalam The Israeli Way, secara jelas tercantum tiga target yang terkait sarana dan prasarana tersebut. Pertama, meningkatkan jumlah lapangan sepak bola di seluruh pelosok negeri.

Kedua, meningkatkan fasilitas latihan dan bermain di klub-klub dan di 256 kota. Ini meliputi lapangan standar, lapangan hiburan, dan lapangan dalam ruangan. Ketiga, membangun pusat pelatihan alias akademi modern di Shefayim.

Sepak bola Israel bergeliat berkat The Israeli Way yang dibuat IFA.
Getty Images

Dalam hal ini, IFA juga beruntung termasuk salah satu yang mendapatkan asistensi dari UEFA. Dua negara lainnya adalah Finlandia dan Irlandia Utara. UEFA membiayai pembangunan tempat tinggal untuk 70 pemain, kantor baru, dan ruang rapat untuk staf kepelatihan.

Akademi di Shefayim juga dikelola secara modern dan melibatkan orang-orang berkualifikasi tinggi. Di sana, direktur olahraga dan pelatih yang bertugas harus mengantongi lisensi UEFA Pro.

Pelajaran untuk PSSI

Tentu saja, dalam implementasinya, The Israeli Way tidak mulus dan berjalan lancar. Uri Levy, pengamat sepak bola Israel, menilai masih ada kendala serius dalam pengembangan sepak bola di negeri itu.

“Ketika saya melihat kembali cara kami membina pemain dan gaji pelatih-pelatih junior di negeri ini, masih belum bagus. Kami pun kekurangan fasilitas untuk bermain pada level yang bisa meningkatkan kemampuan pemain,” ucap Levy kepada Deutsche Welle.

Visi Erick Thohir soal sepak bola usia dini masih dipertanyakan.
pssi.org

Terlepas dari hal itu, langkah IFA membuat The Israeli Way dan coba mengimplementasikannya adalah sebuah pelajaran bagi PSSI. Geliat Israel di Piala Eropa U-19 2022, Piala Dunia U-20 2023, dan Piala Eropa U-21 2023 kiranya patut dilirik oleh Erick Thohir dan jajarannya.

Apalagi, sudah 4,5 bulan menjadi Ketua Umum PSSI, Erick belum juga berbicara soal pembinaan. Dia sudah bicara soal peningkatan kualitas wasit, kualitas kompetisi, dan timnas. Namun, masih belum bicara soal pembinaan usia dini.

Hingga saat ini, kita masih menanti gebrakan dan program nyata dari PSSI terkait pembinaan usia muda. Membaca The Israeli Way yang dibuat IFA, kiranya itulah yang diidamkan para pencinta sepak bola Indonesia dari PSSI.

More From Author

Berita Terbaru