Football5Star.com, Indonesia – Minggu, 10 September 2023, menjadi kesempatan langka untuk menyaksikan pertandingan sepak bola langsung di Stadion Surajaya, Lamongan. Menarik, karena stadion ini boleh dibilang punya ciri khas lain.
Yaps, Minggu sore, stadion kebanggaan LA Mania itu akhirnya bergemuruh setelah sekian lama. Suporter datang dari berbagai penjuru, baik dari Lamongan, atau sekitarnya, seperti Gresik dan lain-lain. Mereka ingin menyaksikan kali pertama Persela main di Stadion Surajaya pada pembukaan Liga 2 2023-24, melawan Persijap Jepara.
Atmosfer stadion ini rasa-rasanya mengingatkan akan Stadion Lebak Bulus ketika masih berdiri kokoh dan menjadi markas Persija Jakarta. Bangku tribune hanya beralaskan corcoran, pagar pembatas bertralis, hingga jarak antara penonton dengan pemain di lapangan yang cukup dekat.
Hanya memang, Stadion Surajaya ini punya bentuk yang bulat memutar. Sedang, Stadion Lebak Bulus lebih kotak. Namun tentu saja, teror buat pemain lawan begitu terasa di stadion seperti ini. Bukan cuma teror, interaksi antara pemain Persela dengan suporternya pun begitu dekat.
Ada satu momen ketika salah satu pemain Persela, Herman Dzumafo sedang pemanasan. Seketika itu, para suporter cilik di tribune memanggil namanya. Bahkan, mereka sampai berteriak meminta tanda tangan atau sekadar berselfie dengan idolanya itu. Menariknya, momen itu hanya terpisahkan dengan pagar tralis saja.
Sekeliling Stadion Surajaya
Saat berkesempatan berkeliling Stadion Surajaya di luarnya, Football5Star.com, teringat akan salah satu stadion di Jawa Timur lainnya, yakni Stadion Brawijaya Kediri. Landscape-nya agak mirip-mirip.
Tak hanya itu, toko-toko makanan pun menjamur tepat di bawah tribune stadion. Ada sejumlah pedagang lain yang turut menjajakan dagangannya, semisal penjual merchandise dan lain-lain.
Berbeda ketika memasuki stadion-stadion, seperti Gelora Bung Tomo, Patriot Chandrabhaga, atau bahkan GBK. Setiap orang yang masuk di ring satu atau sekitaran stadion harus yang sudah memiliki tiket. Beda dengan di Stadion Surajaya yang tampak bebas. Tapi, uniknya suporternya teratur. Mirip sekali dengan Brawijaya, Kediri.