Mehdi Mahdavikia, Bintang dari Negeri Para Mullah

BACA JUGA

Football5star.com, Indonesia – Mehdi Mahdavikia menjadi nama yang jadi sorotan saat dua negara yang tengah bermusuhan secara politik bertemu di lapangan hijau pada Piala Dunia 1998. Amerika Serikat vs Iran yang berlangsung Stade Gerland Lyon, 21 Juni 1998 menjadi panggung untuk Mehdi Mahdavikia.

Iran kala itu memimpi terlebih dahulu lewat sundulan Hamid Estili memanfaatkan umpan silang dari Javad Zarincheh. Namun gol kedua Iran kemudian lebih dikenang karena dicetak oleh pemain berusia 21 tahun. Ya, ialah Mehdi Mahdavikia.

Mendapat umpan terobosan dari Ali Daei, Mehdi berlari kencang tanpa bisa dikawal pemain Amerika Serikat. Mehdi menyelesaikan peluang itu dengan sepakan keras ke sudut bawah gawang Amerika Serikat yang dikawal oleh Kasey Keller.

Mehdi Mahdavikia AS vs Iran

Laga kedua negara itu sendiri berakhir 1-2 untuk Iran setelah Brian McBride mencetak gol penghibur untuk Amerika Serikat. Penampilan impresif Mehdi selama Prancis 98 menyita perhatian klub top Eropa.

Mehdi Mahdavikia lahir di Teheran pada 24 Juli 1977. Mehdi tumbuh besar di saat negaranya tengah berkecamuk akibat perang melawa negeri tetangga, Irak yang dipimpin Sadam Hussein.

Kia, begitu sapaan akrab Mehdi sejak kecil mencoba untuk melupakan kondisi brutal kehidupan di sekelingnya. Ia menemukan dunia baru saat mengolah si kulit bundar. Meski jatuh cinta dengan sepak bola, Kia ternyata memiliki kemampuan akademik bagus. Kia diketahui memiliki bakat di pelajaran matematika.

Awal karier Kia di sepak bola dimulai saat ia masuk ke tim Bank Melli, tim lokal sepak bola dari kota kelahirannya. 4 tahun, Kia menimba ilmu di sana. Pada 1995, ia pindah ke salah satu klub terbesar di Iran, Persepolis.

Mehdi Mahdavikia
taemmelli.com

Pelatih Stanko Poklepović asal Kroasia saat itu kagum dengan bakat alami Kia di lapangan hijau. Ia dianggap pendamping yang tepat untuk Khodadad Azizi dan Ali Daei.

Mehdi Mahdavikia Bersinar di Tanah Jerman

Karier Kia di sepak bola terus bersinar. Pada 1997, ia mendapat penghargaan sebagai pesepak bola muda terbaik se-Asia. Kia pun dipanggil untuk membela timnas Iran. Salah satu penampilannya bersama Iran yang dilirik pencari bakat di Eropa ialah saat melawan Australia di Teheran.

Pada laga itu, Kia berhasil membawa negaranya untuk lolos ke Piala Dunia pertama dalam 20 tahun. Di Piala Dunia 1998, Kia semakin menjadi sorotan sejumlah pemandu bakat klub di Eropa.

Setelah meraih kemenangan dari AS, Iran jumpa Jerman di partai terakhir babak fase grup Piala Dunia 1998. Saat itu, seperti dikutip Football5star.com dari thesefootballtimes, Rabu (27/10/2021), sejumlah klub Bundesliga mencoba merayu Kia.

Mehdi Mahdavikia Hamburg SV
bundesliga.com

Lepas dari Prancis 98, Kia mencoba peruntungan dengan merantau ke Eropa. Ia bermain untuk VfL Bochum selama setengah musim dengan status pinjaman. Sebagai pemain debutan di Bundesliga, penampilan Mehdi Mahdavikia terbilang sangat bagus.

Mehdi Mahdavikia mencetak 3 gol dari 12 pertandingan di Bundesliga. Nama Kia semakin populer di tanah Jerman saat ia bergabung ke Hamburger SV. Kedatangan Kia ke Hamburger SV pada 1999 terbukti tak sia-sia.

Awalnya ditempatkan sebagai full back kanan, Kia begitu impresif bersama Hamburger SV. Teriakan “Mehdi! Mahdi! Mahdi!” selalu terdengar saat ia bermain di Volksparkstadion.

“Permainan menyerang kami berkembang pesat pada kecepatannya di sisi sayap. Dia adalah pemain serangan balik yang sangat ideal,” ucap pelatih Hamburger SV saat itu, Frank Pagelsdorf.

More From Author

Berita Terbaru