Football5star.com, Indonesia – Pencinta LaLiga tentu tak asing dengan nama striker Uruguay bernama Walter Pandiani. Di awal 2000-an, Walter Pandiani menjadi salah satu bomber andalan untuk klub Deportivo La Coruna. Ia menjadi tandem di lini depan Super Depor bersama Roy Makaay.
Dikutip Football5star.com dari laporan Sport.es, Selasa (20/7/2021), Walter Pandiani saat ini resmi ditunjuk untuk menjadi pelatih klub divisi dua Uruguay, Cerro.
Penunjukkan Pandiani sebagai pelatih Cerro menambah semarak divisi dua Uruguay. Sebelumnya, klub Atenas juga resmi menunjuk bintang Uruguay lainnya, Diego Forlan sebagai pelatih.
Pandiani sendiri melatih klub yang saat ini berada di kondisi kurang cukup baik. Cerro saat ini berada di posisi kesembilan divisi dua Uruguay dan baru saja mengalami kekalahan telak 1-3 dari Juventud.
Cerro adalah salah satu tim yang musim lalu terdegradasi dari Divisi Utama Uruguay. Meski jika melihat dari sejarahnya, klub ini memang lebih banyak bermain di kasta kedua Liga Uruguay. Namun klub ini disebut sebagai salah satu tua dan bersejarah di Uruguay.
Setelah pensiun sebagai pemain, Walter Pandiani memang alih profesi sebagai pelatih. Di musim 2014-15, ia menjadi asisten pelatih untuk klub Catalan, Masnou. Ada dua klub Catalan lain yang sempat dilatih Pandiani yakni CE Europa dan CE L’Hospitalet.
Pada 2019, mimpi buruk AC Milan ini dipercaya menjadi pelatih di klub asal Murcia, Lorca. Namun di sana, Pandiani hanya melatih setengah musim dan pada musim lalu menjadi pelatih untuk klub UEA, Dibba Al-Hisn.
Mimpi Buruk AC Milan
Walter Pandiani ialah salah satu aktor yang jadi mimpi buruk bagi AC Milan di Liga Champions 2003-04. Saat keduanya bermain di babak perempat final, Pandiani membawa Deportivo La Coruna mampu comeback gemilang.
Di leg pertama, Milan sempat menghajar Super Depor dengan kemenangan telak 4-1. Namun siapa sangka saat bermain di Stadion Riazor, Milan justru kalah 0-4. Pandiani mencetak gol pertama di leg kedua.
Pertandingan baru lima menit, Pandiani langsung membuat skor. Gol ini mematik kepercayaan diri para pemain Super Depor. Tiga gol lainnya pun dicetak pemain Super Depor lainnya.
Skor 4-0 bagi keunggulan Deportivo La Coruna bertahan hingga laga usai, hasil tersebut membuat Milan gagal mempertahankan gelar juara usai kalah agregat 4-5.
“Unggul lebih dari 2-0 saat jeda adalah kunci, kami hampir pasti lolos dan kami tidak membiarkan Milan punya peluang di babak kedua,” kata Pandiani saat itu.
