Football5Star.com, Indonesia – Pemain AC Milan, Ismael Bennacer mengaku kaget saat teman akrabnya, Hakan Calhanoglu memutuskan untuk pindah ke Inter pada 2021. Bennacer mengatakan bahwa dirinya tidak akan melakukan hal yang dilakukan Calhanoglu, yakni pindah ke rival sekota Inter.
Calhanoglu pindah ke Inter pada musim panas 2021 setelah menghabiskan empat tahun bersama AC Milan.
Pemain timnas Turki itu pindah secara free agent untuk menggantikan Christian Eriksen yang saat itu dilarang bermain di Italia karena memakai Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD). Bennacer mengatakan bahwa dirinya tidak akan mengikuti jejak Hakan.
“Saya tidak tahu apa-apa, saya mengetahuinya di menit-menit terakhir ketika Eriksen jatuh sakit. Hakan ingin bertahan di Milan, saya tidak tahu apa yang terjadi. Mungkin mereka tidak mencapai kesepakatan (perpanjangan kontrak),” kata Bennacer seperti dilansir Football5Star.com dari Football Italia.
“Kami berteman, namun di lapangan persahabatan tidak akan ada dengan lawan dan terlebih lagi dalam derby.
“Saya menghormati pilihannya, tapi ketika saya membaca tentang transfer itu, saya pikir dia tidak benar-benar melakukannya. Secara pribadi, saya sangat menghormati Milan untuk berperilaku seperti ini.
“Inter bisa menawarkan apa pun yang mereka inginkan kepada saya, tapi itu tidak akan terjadi. Bukan berarti saya akan bertahan di sini sepanjang karier saya, namun yang pasti saya tidak akan pernah pergi ke Nerazzurri.”
Ismael Bennacer Soal Inter Menguasai Derbi Milan
Inter saat ini benar-benar menguasai Derbi Milan. Sejak 2018, AC Milan hanya mampu mengalahkan Inter tiga kali, sementara Inter mengalahkan Milan 12 kali, dua berakhir imbang. Bennacer mengakui hal ini harus diperbaiki Milan.
“Kami tidak terpengaruh oleh statistik yang membuat kami kesulitan di derby, kami mempersiapkan diri dengan baik untuk setiap pertandingan,” ujar Bennacer.
“Saya tidak hadir pada pertandingan terakhir melawan Inter, namun saya berbicara dengan rekan satu tim dan pelatih sebelum pertandingan, dan saya tahu bahwa mereka memberikan segalanya di lapangan.
“Mungkin saja beberapa pemain lebih lelah pada titik tertentu dalam pertandingan, dan mungkin Inter lebih kuat dalam beberapa hal, mereka selalu mencetak gol lebih awal. Ini merupakan aspek yang perlu kami perbaiki, namun hal tersebut kini sudah berlalu.”
