Football5star.com, Indonesia – Bek Besiktas, Fabrice N’Sakala sempat mengalami kejadian seperti pemain Denmark, Christian Eriksen kolaps tak sadarkan diri saat menjalani pertandingan sepak bola.
Dikutip Football5star.com dari Mail Online, Rabu (25/8/2021), N’Sakala yang bermain di laga Besiktas vs Gaziantep dalam lanjutan Liga Turki akhir pekan lalu tak sadarkan diri pada menit ke-70.
Sama seperti yang dialami Eriksen pada EURO 2020 lalu, bek Besiktas itu tiba-tiba saja ambruk di tengah lapangan. Melihat kondisi mengkhawatirkan tersebut, pemain kedua tim serta wasit segera meminta tim medis masuk ke lapangan.
Setelah sempat diberi pertolongan pertama, bek Besiktas itu kemudian dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan mobil ambulance yang masuk ke tengah lapangan.
Pihak Besiktas sendiri belum menjelaskan secara resmi penyebab kolapsnya N’Sakala. Namun pihak klub memberikan kabar baik bahwa kondisi pemainnya itu saat ini sudah membaik dan sudah bisa berkomunikasi.
“Dia dalam kondisi yang lebih baik dan cukup baik,” tulis pernyataan Besiktas.
Pemain internasional Kongo itu juga dilaporkan telah berkomunikasi dengan rekan-rekannya di Besiktas. N’Sakala dalam beberapa hari ke depan juga akan menjalani tes medis lanjutan terkait kondisinya.
Bek Besiktas Kolaps Dua Bulan Setelah Eriksen
Kondisi yang dialami oleh bek Besiktas ini hanya berselang dua bulan setelah kejadian yang menimpa Eriksen di EURO 2020. Pada partai pembuka EURO 2020 antara Denmark vs Finlandia, Eriksen ambruk tak sadarkan diri.
Pemain Inter Milan itu bahkan sampai harus diberikan CPR untuk petugas medis di sisi lapangan untuk bisa menyadarkannya. Dalam pemeriksaan lebih lanjut, Eriksen disebut mengalami serangan jantung.
Pada 18 Juni lalu, Eriksen diperbolehkan pulang setelah dirawat di rumah sakit selama 6 hari. Dokter timnas Denmark, Morten Boesen menyebut bahwa kondisi Eriksen saat keluar dari rumah sakit sudah sangat stabil.
Boesen sendiri sempat mengatakan bahwa Eriksen sebenarnya sudah meninggal dunia saat serangan jantung di laga Denmark vs Finlandia. “Dia sudah pergi,” kata Boesen. “Kami melakukan resusitasi jantung, itu adalah henti jantung. Kami tidak memiliki penjelasan mengapa itu terjadi,” tambahnya.
