Football5Star.net, Indonesia – Pelatih AC Milan, Sergio Conceicao memberi kritikan pedas kepada timnya pasca kalah 1-2 dari Dinamo Zagreb (30/1/25). Conceicao mengatakan bahwa Milan kurang menguasai dasar-dasar sepak bola khususnya di babak pertama.
I Rossoneri telah memenangkan lima pertandingan Liga Champions berturut-turut dan menempatkan diri mereka dalam posisi kuat untuk langsung lolos ke Babak 16 Besar. Namun mereka malah kalah melawan Dinamo Zagreb 1-2 dan masuk ke play-off.
Pada babak pertama, Matteo Gabbia melakukan blunder yang menyebabkan gol dari Martin Baturina. Setelah itu, Yunus Musah terkena kartu kuning kedua. Christian Pulisic mampu menyamakan kedudukan, namun Zagreb mencetak gol kemenangan lewat Marko Pjaca.

“Insiden-insiden itu merugikan kami, tetapi selain itu kami kurang menguasai dasar-dasar sepak bola di babak pertama,” kata Conceicao seperti dilansir Football5Star dari Football Italia.
“Olahraga ini terdiri dari duel, baik menyerang maupun bertahan, agresi. Selama 20-25 menit pertama kami mencapai sepertiga akhir dan kemudian mencoba melakukan sentuhan ekstra, atau tidak menyelesaikannya, tidak menendang sama sekali, ini adalah kesalahan individu.
“Kesalahan bisa terjadi, tetapi kami harus berbuat lebih banyak. Dengan kartu merah, semuanya menjadi lebih rumit, kami menundukkan kepala dan mencoba untuk bangkit.
“Kami menyamakan kedudukan, mencoba memenangkan pertandingan dan kemudian kesalahan individu lainnya menjadi mahal. Di level ini, bahkan ketika tim (Zagreb) tidak memiliki banyak hal untuk dimainkan, mereka tetap tangguh dan kami harus siap.”
Sergio Conceicao Mewarisi Masalah AC Milan

Stefano Pioli dan Paulo Fonseca sama-sama mengkritik para pemain Milan karena kurangnya tekad dan mentalitas mereka. Conceicao ditanya apakah ini juga menjadi masalah untuknya.
“Itu tergantung pada kebanggaan masing-masing dari kami, ke mana mereka ingin karier mereka mengarah,” kata pelatih asal Portugal itu.
“Kami bisa bicara tentang taktik, sistem, dinamika, tetapi kadang-kadang kita telah melihat, dan ini bukan hal baru, kami harus jauh, jauh lebih agresif dalam duel dan tampil maksimal dalam pertandingan.
“Saya suka babak kedua, kami mencoba memenangkannya dengan 10 pemain. Kami tidak berhasil, sekarang kami harus fokus pada pertandingan berikutnya dan mencoba mengubah lingkungan di sekitar kami. Kami punya waktu untuk melakukan itu dan kami harus berbuat lebih banyak.”