Remco Evenepoel Buktikan Omongan Kepala Akademi Anderlecht

BACA JUGA

Football5Star.net, Indonesia – Kemenangan Remco Evenepoel pada nomor time trial cabang balap sepeda di Olimpiade 2024, akhir Juli lalu, menarik perhatian pencinta sepak bola. Pasalnya, dia memang pernah meniti karier sebagai pemain sepak bola. Dia bahkan sempat menembus timnas U-15 dan U-16 Belgia.

Meraih medali emas olimpiade adalah hal besar. Menariknya, menurut Stijn Lintermans, pelatih fisik di akademi KV Mechelen, kesuksesan Evenepoel itu tidaklah mengejutkan. Bahkan, itu tak ubahnya pembuktian atas kata-kata Kepala Akademi Anderlecht, Jean Kindermans, yang sempat dirasa tak mengenakkan oleh pria kelahiran 2000 itu.

Remco Evenepoel saat membela timnas U-16 Belgia.
nieuwsblad.be

“Saya bertanya kepada Remco soal pendapatnya mengenai pernyataan Jean Kindermans yang menilai dia lebih sebagai pebalap sepeda karena staminanya luar biasa. Hal itu ternyata membuat dia marah. Sangat marah. Itu sekali-kalinya saya melihat Remco marah. Hahaha!” kata Lindermans seperti dikutip Football5Star.net dari Wieler Revue.

Sejak kecil, Remco Evenepoel memang tak mau menapaki jejak sang ayah, Patrick, sebagai pebalap sepeda. Sepak bola adalah impiannya. Tepatnya menjadi penjaga gawang. Hal itu terlihat jelas pada umur 5 tahun. “Selama berbulan-bulan, dia selalu berjalan-jalan dengan sarung tangan yang kebesaran,” kata Patrick kepada Nieuwsblad.

Remco Evenepoel Sempat ke PSV

Patrick lantas memasukkan Remco Evenepoel ke akademi Anderlecht. Di sanalah pelatih meminta Remco beralih posisi untuk menjadi outfield player. Jadilah dia pemain belakang, tepatnya bek kiri. Dia punya modal kecepatan, kekuatan fisik, dan kepemimpinan. Enam tahun kemudian, dia hijrah ke akademi PSV Eindhoven di Belanda.

“Sektor junior Anderlecht saat itu belum seperti sekarang, dalam hal dukungan dan kesempatan. Itu berbeda dengan di PSV. Mereka sudah memantau dia selama dua tahun, seperti halnya Genk. Dia menonjol dengan kemampuan lari dan kepemimpinannya. Dia memberi komando seperti seorang Napoleon,” kenang Patrick lagi.

Remco Evenepoel dengan seragam PSV Eindhoven bersama sang ayah.
nieuwsblad.be

Punya tekad kuat, Remco sangat rajin berlatih. Dia pun begitu pintar menjaga gaya hidupnya. Dalam waktu cepat, dia pun dipercaya jadi kapten tim. Namun, masalah kemudian muncul. Aksen Belgia-nya tidak terlalu disukai rekan-rekan di PSV. Ditambah sang ibu, Agna, jatuh sakit karena rindu pada anaknya, dia pun kembali ke Anderlecht.

Di Anderlecht, Remco Evenepoel terus bekerja keras. Namun, dia dinilai tak cukup bagus dan diprediksi sulit untuk menembus level profesional. Salah satu faktornya, dia seperti tak bertambah tinggi. Puncaknya, dia ditaruh di bangku cadangan pada 2016. Remco tak terima dan ujung-ujungnya hengkang ke KV Mechelen. Sialnya, karena masalah administrasi, dia tak jua dapat tampil.

Berpaling ke Jalan Sang Ayah

Tiga bulan lamanya Remco Evenepoel menanti. Dalam waktu itu, Patrick Evenepoel melihat tak ada lagi kegembiraan di mata sang anak. Pada 2017, tepatnya 24 Maret, Agna mengirim pesan singkat lewat telepon genggamnya kepada Patrick. Dia menulis, “Saya harus mengatakan sesuatu kepadamu.”

Hal yang terlintas di kepala Patrick saat itu adalah Remco memiliki pacar. Begitu tiba di rumah, dia terkejut. Dia melihat Remco berkeringat dengan sepeda balap. Data Garmin menunjukkan 117 km dengan rata-rata kecepatan di atas 33 km/jam. Remco lalu berujar, “Ayah, ibu, aku ingin balapan. Aku berhenti dari sepak bola!”

Remco Evenepoel saat menjuarai nomor time trial Olimpiade 2024.
Getty Images

Putusan itu sangat disesalkan Dennis Henderickx yang kala itu jadi Kepala Akademi Mechelen. “Saya tetap yakin dia dapat menjadi pesepak bola bagus. Bukan seseorang yang akan kami jual dengan harga 15 juta euro, tapi seorang bek papan atas. Saya ingat Patrick datang ke kantor saya dan mengatakan Remco berhenti berlatih. Saya kehabisan kata-kata,” ujar dia.

Pada akhirnya, Henderickx tak bisa berbuat apa-apa. Putusan Remco Evenepoel pun terbukti benar. Dalam waktu setahun, dia mampu menyabet gelar juara Eropa dan Dunia untuk nomor time trial dan road race pada level junior. Pada 2022, dia menjadi juara dunia nomor road race. Setahun berikutnya, giliran nomor time trial yang dijuarainya. Lalu, di Olimpiade 2024, dia melengkapi gelarnya dengan medali emas nomor time trial.

More From Author

Berita Terbaru