Gerald Vanenburg, Sosok Vokal dan Haus Pengakuan

BACA JUGA

Football5Star.net, Indonesia – Ada banyak hal menarik pada sosok Gerald Vanenburg yang baru saja diumumkan secara resmi oleh PSSI sebagai pelatih baru timnas U-23 Indonesia, Jumat (24/1/2025). Salah satunya, dia adalah sosok yang vokal, suka bicara apa adanya, kadang terlalu berlebihan.

“Saya adalah tipe orang yang terbuka. Saya sudah melakukan itu sejak dulu. Juga dengan Guus Hiddink (di PSV Eindhoven). Saya pikir itu sebabnya banyak hal terjadi dan kerap kali tidak menguntungkan saya,” kata Gerald Vanenburg seperti dikutip Football5Star.net dari Voetbal International.

Gerald Vanenburg semasa jadi pelatih teknik akademi Ajax.
Getty Images

Sikap itu tetap dipegang hingga saat ini. Salah satunya, dia mengungkapkan kritik pedas saat meninggalkan jabatannya sebagai pelatih teknik di Jong Ajax pada 2023. Terang-terangan, dia menyebut eks klubnya itu sudah kehilangan arah. Dia menyebut orientasi sudah berubah dan keliru.

“Banyak hal telah berubah di sepak bola secara umum dan Ajax pada khususnya,” ujar Vanenburg kepada De Telegraaf. “Menurut saya, Anda harus nyaman dalam melakukan sesuatu dan saya tak lagi merasakan kenyamanan itu. Saya ingin mengatakan bahwa Ajax telah mengambil jalan yang salah.”

Kritik Gerald Vanenburg

Bagi Gerald Vanenburg, orientasi pelatihan sepak bola saat ini sudah tidak sejalan dengan batinnya. Apalagi dalam kapasitasnya sebagai pelatih teknik. Dia menilai metode saat ini salah besar karena terlalu menekankan pada data dan kekuatan. Itulah yang membuat dia menyebut AFC Ajax sudah salah arah.

“Saya dibesarkan dan dilatih sebagai pesepak bola di jalanan. Saya pikir sepak bola harus selalu jadi pusat perhatian, tapi sekarang tidak lagi. Saya pikir Ajax harus selalu berlatih dan bermain dengan kekuatannya. Taktik bukanlah yang terpenting, tetapi sepak bola,” ucap pria yang akan berulang tahun ke-61 pada 5 Maret mendatang itu.

Gerald Vanenburg kritis terhadap orientasi sepak bola saat ini.
Instagram @morethangoals.agency

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, “Berlatih teknik dalam segala hal. Itu sudah mengandung dasar-dasar taktik, bukan sebaliknya. Dalam pandangan saya, hal palung utama adalah berlatih dan berada di lapangan untuk bisa menjadi lebih baik. Itulah yang saya pikit paling penting.”

Pandangan tersebut tentu sangat menarik karena kini, 1,5 tahun kemudian, dia didapuk sebagai pelatih baru timnas U-23 Indonesia. Tak hanya itu, dia juga akan menjadi asisten Patrick Kluivert di timnas Indonesia. Posisinya sejajar dengan dua asisten lain, yakni Alex Pastoor dan Denny Landzaat.

Mencari Pengakuan

Putusan Gerald Vanenburg menerima jabatan pelatih timnas U-23 Indonesia juga menarik. Patut dicatat, kali terakhir dia menjadi pelatih kepala pada 2008. Saat itu, dia menjadi pelatih FC Eindhoven. Setelahnya, dia hanya jadi asisten pelatih di Willem II Tilburg dan terakhir jadi pelatih teknik di tim U-17, U-18, dan U-21 Ajax pada 2020 hingga 2023.

Toh, dalam usia tak lagi muda, jelang 61 tahun, itu jadi kesempatan langka untuk membuktikan kapasitasnya. Bukan apa-apa, sejak awal meniti karier sebagai pelatih, dia kerap merasa tak diapresiasi secara layak. Bisa dibilang, bersama timnas U-23 Indonesia, dia punya kesempatan untuk mendapatkan pengakuan.

Gerald Vanenburg suka bicara apa adanya.
Instagram @morethangoals.agency

Di Helmond Sport, Vanenburg heran dipecat saat baru bertugas 6,5 bulan. Dia tak terima disebut gagal. “Lebih banyak pemain saya yang berada di ambulans ketimbang lapangan. Ketika kehilangan 9-10 pemain utama di klub seperti Helmond, Anda tak bisa bilang saya tak bekerja dengan baik,” kata dia.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan kekecewaan serupa saat di PSV. “Ketika Ibrahim Afellay dan Ismail Aisatti muncul, orang-orang seperti Hiddink terus berkata bahwa pencapaian mereka semata-mata karena talenta sendiri. Saya tak pernah mendengar apresiasi untuk kerja saya. Kadang saya berpikir, ‘Apa yang saya lakukan di sini?'” kata Vanenburg.

More From Author

Berita Terbaru