Football5Star.net, Indonesia – Sebuah pernyataan menarik sekaligus mengejutkan datang dari Felix Magath. Pelatih kawakan itu menyebut timnas Jerman ke depan harus dikapteni pemain yang kini membela Bayer Leverkusen. Dia bukanlah Jonathan Tah atau Florian Wirtz, melainkan gelandang Robert Andrich.
Pada Piala Eropa 2024 lalu, ban kapten timnas Jerman disandang Ilkay Guendogan dengan Joshua Kimmich sebagai wakil kapten dan Thomas Mueller sebagai kapten ketiga. Namun, selepas gelaran yang dijuarai Spanyol itu, belum ada kejelasan soal status kapten Die Mannschaft. Bagi Magath, pilihan jatuh kepada Andrich.

Pelatih yang membawa VfL Wolfsburg juara Bundesliga 2008-09 itu melihat aura kepemimpinan pada diri ANdrich. “Di tim ini, saya hanya melihat Robert Andrich sebagai satu-satunya yang memikul tanggung jawab,” urai Felix Magath dalam acara At Broski – The Sports Show seperti dikutip Football5Star.net dari Sport1.
Lebih lanjut, Magath tak mempersoalkan jumlah caps Andrich yang jauh lebih sedikit dibanding beberapa pemain lain di timnas Jerman. Bagi dia, itu bukan faktor yang sangat menentukan. Hal yang lebih penting adalah jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab serta performa yang terjaga di level atas.

Optimisme Felix Magath
Saat ini, Robert Andrich baru memang jadi andalan di lini tengah timnas Jerman. Pelatih Julian Nagelsmann menjadikan dia sebagai jangkar permainan, sementara Joshua Kimmich digeser ke bek kanan. Namun, dia baru 10 kali tampil memperkuat Die Mannschaft. Dia bahkan kalah dari Jamal Musiala yang sudah mengantongi 34 caps.
Mengenai hal itu, Felix Magath tak ambil pusing. “Jika terus bermain di level atas di Leverkusen, dia akan meraih pengalaman yang cukup ketika Piala Dunia (2026) tiba nanti,” ujar satu-satunya pelatih yang mampu meraih double winners secara beruntun di Jerman tersebut.

Pada bagian lain, Magath juga mengungkapkan optimismenya terhadap prospek timnas Jerman ke depan. Hal itu didasarkan pada soliditas tim dan performa di lapangan pada EURO 2024 lalu. Guendogan cs. tampil ciamik meskipun akhirnya tersisih pada perempat final karena kalah 1-2 dari Spanyol lewat perpanjangan waktu.
“Tim ini punya peluang untuk meraih gelar juara karena mereka lebih harmonis dari jauh sebelumnya. Tim telah dibentuk sehingga semua orang ingin bekerja sama. Mereka kini adalah sebuah unit yang menyatu,” ucap pahlawan Hamburger SV di final Piala Champions 1982-83 itu.