Football5Star.net, Indonesia – Sebuah torehan emas baru saja dibuat Bojan Hodak. Pelatih asal Kroasia itu membawa Persib Bandung ke podium juara Liga 1 2023-24 berkat kemenangan agregat 6-1 atas Madura United pada laga final Championship Series. Itu mengakhiri puasa gelar Maung Bandung yang telah berlangsung selama satu dekade.
Tak dapat disangkal, Hodak punya peran sangat besar pada kesuksesan Persib kali ini. Patut diingat, dia datang sebagai pengganti Luis Milla pada awal musim ketika Maung Bandung sedang terpuruk. Sentuhan awalnya pun tak langsung ampuh. Persib gagal mendulang kemenangan. Namun, pada akhirnya, dia mampu membawa Persib juara.
Mengenai hal itu, Bojan Hodak mengungkapkan satu resep utamanya. “Vincente del Bosque suatu kali pernah bicara bahwa ruang ganti yang sehat lebih penting dari taktik. Gagasan itu sangat menolong saat kita berkiprah di Asia. Orang-orang di sini tak tahu cara hidup dengan tekanan,” urai dia seperti dikutip Football5Star.net dari media Kroasia.
Di samping itu, dia mengungkapkan resep lain. “Mekanisme? Saya harus selalu melihat pemain-pemain seperti apa yang tersedia. Saya melihat para pemain saya sanngat kuat untuk transisi ofensif dan begitulan cara kami bermain. Karena itu pula saya mendepak dua pemain penting. Media menyerang saya, tapi pemain baru ternyata sukses sehingga semua orang kini berpikir saya pintar,” ujar dia.
Dua pemain yang dimaksud Hodak adalah bek kiri Daisuke Sato dan gelandang Levy Madinda. Posisi kedua pemain itu diambil alih gelandang Stefano Beltrame dan kiper Kevin Ray Mendoza. Sempat diragukan karena adaptasi yang kurang mulus, Beltrame perlahan jadi andalan sebagai penyokong duet David da Silva dan Ciro Alves.
Kebanggaan Bojan Hodak
Secara pribadi, Bojan Hodak sangat bangga terhadap kesuksesannya membawa Persib Bandung ke podium juara Liga 1 2023-24. Pasalnya, kesuksesan itu diraih dengan kerja sangat keras dan bisa dibilang penuh kejutan. Sudah begitu, sebagai pelatih di klub besar Indonesia, dia selalu berada dalam tekanan luar biasa.
“Saya selalu bercanda bahwa klub ini seperti Hajduk (Split). Setiap tahun, mereka sangat berhasrat dan memimpikan gelar juara (tapi selalu saja gagal mewujudkannya). Sejauh ini, mereka sudah tiga kali juara (pada era Liga Indonesia),” urai pelatih yang diboyong Persib dari Kuala Lumpur City FC tersebut.
Dia menambahkan, “Saya datang setelah empat laga di liga. Kami menghabiskan empat pekan berikutnya di posisi ke-16. Lalu, kami mulai naik dan tak terkalahkan dalam 15 pertandingan beruntun. Kami masuk ke 4 besar sehingga masuk play-off juara. kami mengalahkan Bali pada semifinal dengan tital 4-1 dan Madura 6-1 di final.”
Meskipun demikian, bagi Bojan Hodak, itu bukan prestasi terbesarnya di Asia. Dia justru menunjuk kesuksesan membawa KL City FC ke final AFC Cup 2021-22. Meskipun tak juara karena kalah 0-3 dari Al Seeb, dia merasa pencapaian tersebut sangat istimewa karena KL City FC bukanlah klub dengan reputasi mentereng.
“Saya selalu bilang prestasi terbesar adalah dengan Kuala Lumpur. Pada 2022, kami tampil di final AFC Cup, kompetisi setara Liga Europa. Anda harus tahu, dengan segala hormat, Kuala Lumpur adalah klub seperti Slaven Belupo. Kami kalah 0-3 dari Al Seeb, tapi lolos ke final adalah kejutan besar,” kata pelatih berumur 53 tahun itu.