Football5Star.net, Indonesia – Kesuksesan Persib Bandung menjuarai Liga Indonesia dalam dua musim beruntun jadi catatan istimewa bagi sang pelatih, Bojan Hodak. Pada era Liga 1, dia jadi pelatih kedua yang mampu back to back juara bersama sebuah klub setelah Stefano Cugurra “Teco” dengan Bali United.
Hodak pun mengakui makna lebih besar dari kesuksesan juara Liga 1 bersama Persib. Menurut dia yang juga pernah juara di Liga Malaysia dan Liga Kamboja, jadi kampiun di Liga Indonesia sangatlah sulit. Dia menyinggung masalah jarak tempuh yang harus dijalani Persib dalam setiap pertandingan.

“Jujur saja, memenangkan Liga Indonesia itu jauh lebih sulit dibandingkan liga di negara lain di sekitarnya. Karena perjalanan yang sangat jauh, liganya sangat panjang,” ujar Bojan Hodak seperti dikutip Football5Star.net dari unggahan video Detik Jabar di Facebook.
Pelatih asal Kroasia itu menambahkan, “Jarak tempuhnya luar biasa, terutama bagi kami. Untuk setiap pertandingan, kami harus menempuh perjalanan 3 jam dengan bus. Ini selalu berat. Kadang delapan, sembilan, bahkan sepuluh jam. Jadi, ini bukan hal yang mudah.”

Peran Besar Bojan Hodak
Sudah barang tentu, Bojan Hodak punya peran besar dalam kesuksesan Persib Bandung juara Liga 1 secara back to back. Patut diingat, saat datang sebagai pengganti Luis Milla, Persib berada di papan bawah, tepatnya posisi ke-16 dengan hanya meraih 1 kemenangan dalam 6 pekan awal musim 2023-24.
Tak dinyana, berkat pendekatannya, Maung Bandung melesat hingga finis di posisi ke-2 klasemen akhir musim reguler. Lalu, pada championship series, dia sukses membawa Persib tampil sebagai juara dengan menang agregat 6-1 atas Madura United pada laga final.

Tangan dingin pelatih berumur 54 tahun itu pun diakui kapten Marc Klok. Gelandang berdarah Belanda itu sampai-sampai menyebut sang pelatih sebagai sosok genius sekaligus legend. Salah satunya karena perjalanan musim ini sangatlah berat dengan skuad yang hampir selalu tidak full.
“Ini musim yang panjang, 10 hampir 11 bulan. Banyak pemain kami yang cedera, banyak juga yang terkena akumulasi. Kami tidak bisa bermain dengan full squad karena tim terus berubah,” kata Klok. “Tapi, kami bisa konsisten. Dari pertandingan pekan ke-17 sampai sekarang, kami berada di atas.”
